Jakarta (ANTARA News) - Politisi Partai Demokrat Gede Pasek Suardika
mengklaim mayoritas elite Demokrat mendukung Prabowo-Hatta, namun
mayorita pemilih Demokrat justru condong ke Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Secara
logika, PD paling pas ke Jokowi. Tapi secara emosional ke
Prabowo-Hatta karena kedekatan," kata Pasek di Gedung DPR RI, Jakarta,
Rabu.
Dia mengatakan, dari tagline Prabowo-Hatta, "Indonesia
Bangkit", tersirat makna tidak langsung bahwa Prabowo-Hatta menganggap
pemerintahan SBY gagal sehingga perlu bangkit.
"Tagline 'Indonesia Bangkit' menyiratkan bahwa pemerintahan SBY gagal dan terpuruk. Sementara tagline Jokowi-JK 'Indonesia Hebat' adalah bentuk pengakuan Jokowi bahwa pemerintan SBY sudah baik dan perlu ditingkatkan," kata Pasek.
Alasan lain, kata Pasek, pernyataan Prabowo bahwa negara mengalami potential lost atau kebocoran hingga Rp1.000 triliun menunjukkan pemerintahan SBY gagal mengantisipasinya.
"Padahal,
di zaman SBY lah anggaran bisa mencapai Rp1.800 triliun. Pernyataan
Prabowo sama artinya mengecilkan apa yang telah diraih oleh SBY selama
10 tahun," kata dia.
Selain itu, ketika SBY bersama JK
memerintah, SBY mengalami puncak kejayaan dan terpilih kembali menjadi
presiden dengan suara 60 persen lebih.
"Yang paling penting,
Partai Demokrat harus bertanggung jawab dengan konvensi. Sementara
pemenang konvensi PD, Dahlan Iskan mendukung Jokowi. Jadi secara logika,
pemilih PD akan memilih Jokowi-JK," demikain Pasek.